Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan Dapat Dijadikan Media Pendampingan Psikologis dan Sosial

Sleman, Kemendikbud — Pembelajaran Matematika yang menyenangkan melalui berbagai permainan yang menarik dapat dijadikan media pemulihan trauma pada siswa. Hal itulah yang dilakukan tim dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika) di SMP Negeri 1 Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Setelah terjadinya insiden pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut beberapa waktu yang lalu, semangat para siswa perlu dibangkitkan dengan pendampingan psikologis. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) di DIY mendirikan posko program pendampingan di SMPN 1 Turi Sleman untuk memberikan pendampingan psikologis. Posko ini didirikan selama seminggu mulai tanggal 24 hingga 29 Februari 2020.

PPPPTK Matematika sebagai salah satu UPT Kemendikbud DIY, ikut berpartisipasi dalam kegiatan pendampingan tersebut dengan memberikan aktivitas pembelajaran matematika yang menyenangkan. Selasa (25/2/2020). Tim PPPPTK Matematika selama satu hari mengenalkan kepada siswa mengenai pembelajaran matematika yang menyenangkan melalui permainan (games) matematika yang bersifat menghibur dan mengasah nalar siswa.


Tim PPPPTK Matematika memberikan layanan pendampingan terbagi ke dalam 8 kelas yaitu untuk siswa kelas VII dan VIII dengan masing-masing kelas terdiri dari 1 orang widyaiswara dan tim relawan dari Kementerian Sosial DIY. Selama pendampingan tersebut, siswa diajak untuk melakukan aktivitas dengan bermain menggunakan permainan matematika seperti tangram, menara hanoi, loncat katak, dan lain-lain.


Secara umum berdasarkan pengamatan selama aktivitas kegiatan tersebut, siswa mengikuti semua aktivitas dengan gembira dan antusias. Siswa kelas VIII, Amaliya Utami mengaku sangat menikmati kegiatan permainan matematika yang diikutinya. “Permainan matematika yang saya ikuti ternyata bermanfaat karena sekaligus saya bisa belajar matematika. Kegiatan ini juga membantu saya semangat lagi di sekolah,” ungkap Amaliya.


Siswa lain bernama Muhammad Surya Samudra bahkan meminta agar kegiatan serupa juga diadakan lagi karena menurutnya sangat menyenangkan dan menghibur. Surya mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan cara yang menyenangkan tetapi ada unsur belajarnya.

Setelah melakukan pendampingan, dilakukan evaluasi harian dari masing-masing tim di setiap kelas untuk melaporkan pengamatan selama aktivitas di kelas. Secara umum, di hari kedua dilaporkan siswa merasa gembira dengan kegiatan di kelas melalui permainan matematika yang menghibur dan menyenangkan. Bagi siswa yang masih merasa perlu pendampingan, diberikan pendekatan dan pendampingan serta dijadikan catatan untuk ditindaklanjuti dengan penanganan yang tepat. (Nur Widiyanto / Rina Kusumayanti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *