Senja menutup akhir cerita sang surya
Yang mengundang sinar rembulan
Dingin menghimpit raga yang rapuh
Menusuk tulang sembari tersenyum
Karenanya aku lemah nan layu
Karena dia, aku menunggu
Karena dia, aku setia
Karena ia, aku sakit
Karena semua darinya, aku begini
Aku bukanlah mawar yang indah bertangkai duri tajam
Bukan juga anggrek ungu yang berbenalu
Aku adalah aku
Insan lemah, budak kata-kata indah
Kenapa denganku ?
Salah apa aku ?
Kenapa harus dikau ?
Sang pujaan, bersenjata belati tajam
Bertopeng anonymous
Karenamu, aku menunggu
Karenamu, aku setia
Dan karenamu, aku begini
“Seenggaknya kau tahu, Beratnya berjuang ? Lelahnya menunggu ? dan Sakitnya bersabar ?”