PUISI | Kasih, Mengapa dikau begitu ?

Senja menutup akhir cerita sang surya

Yang mengundang sinar rembulan

Dingin menghimpit raga yang rapuh

Menusuk tulang sembari tersenyum

Karenanya aku lemah nan layu

Karena dia, aku menunggu

Karena dia, aku setia

Karena ia, aku sakit

Karena semua darinya, aku begini

Aku bukanlah mawar yang indah bertangkai duri tajam

Bukan juga anggrek ungu yang berbenalu

Aku adalah aku

Insan lemah, budak kata-kata indah


Kenapa denganku ?

Salah apa aku ?

Kenapa harus dikau ?

Sang pujaan, bersenjata belati tajam

Bertopeng anonymous

Karenamu, aku menunggu

Karenamu, aku setia

Dan karenamu, aku begini

“Seenggaknya kau tahu, Beratnya berjuang ? Lelahnya menunggu ? dan Sakitnya bersabar ?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *