Simulasi UNBK 2020 (SMP/MTs) dimulai serentak hari ini

Tanjungpinang : Sebagai salah satu kesiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2020, seluruh SMP/MTs negeri maupun swasta di Kota Tanjungpinang serentak melaksanakan simulasi tahap pertama UNBK pada hari ini (02/03).Simulasi  ini juga dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. 

Sebelum pelaksanaan kegiatan ini langkah yang penting disiapkan yaitu menyiapkan sumber daya komputer PC yang selanjutnya dilakukan tahap sinkronisasi dengan server pusat yang sudah dilaksanakan pada Minggu 01 Maret 2020

Pada tahun ini sebanyak 245 Siswa SMP Negeri 1 Tanjungpinang telah siap mengikuti kegiatan simulasi yang terbagi atas 3 sesi setiap hari nya yaitu hari ini, Senin 02 Maret 2020 dimulai dengan simulasi dengan Mata Pelajaran Bahasa Inggris dan besok simulasi terkahir dengan Mata Pelajaran Matematika yang masing-masing sesinya diberikan waktu 120 menit untuk pelaksanaannya.

Pada sesi 1 sebanyak 77 siswa serentak mengikuti kegiatan ini yang terbagi di  3 Laboratorium Komputer yang disiapkan, masing-masing laboratorium komputer menampung 25 Siswa di Labor 1, 25 Siswa di Labor 2 dan 27 Siswa dilabor 3.

kegiatan ini berjalan dengan lancar dan diharapkan dengan adanya pelaksanaan simulasi ini, siswa SMP/Mts pada umumnya dan SMP N 1 Tanjungpinang pada khususnya lebih siap mengikuti UNBK yang akan dilaksanakan pada akhir April mendatang dengan nilai yang memuaskan (Indra)

Apa sih AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)?

AKM dan survei karakter, terdiri dari soal-soal yang mengukur kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter. Bentuk soal AKM akan diperkenalkan kepada siswa yang mengikuti simulasi UN tahun ini, sehingga ada kemungkinan pula bentuk-bentuk soal tersebut juga akan keluar saat UN utama nantinya. Sedangkan bagi guru juga akan diperkenalkan bentuk soal AKM sebagai gambaran bagaimana mengelola proses pembelajaran kedepannya dan bagaimana melakukan penilaian dengan bentuk soal AKM.

Bentuk soal AKM yang diperkenalkan kepada guru, tidak terbatas hanya untuk guru mata pelajaran yang di UN-kan saat ini, akan tetapi untuk semua guru mata pelajaran. Artinya bentuk soal AKM merupakan bentuk soal lintas kompetensi, lintas bidang dan/atau lintas mata pelajaran. Tidak lagi membedakan mata pelajaran secara signifikan akan tetapi melihat sebuah kompetensi sebagai gambaran utuh dari puzzle berbagai mata pelajaran. Mata pelajaran yang ada akan menjadi “tools” untuk membentuk kompetensi tersebut.

Menurut Pak Menteri, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kompetensi yang benar-benar minimum di mana kita bisa memetakan sekolah-sekolah dan daerah-daerah berdasarkan kompetensi minimum. Ini kompetensi minimum kompetensi dasar yang dibutuhkan murid untuk bisa belajar apa pun materinya. Ini adalah kompetensi minimum yang dibutuhkan murid untuk bisa belajar apa pun mata pelajarannya.

Selanjutnya Pak Menteri juga menjelaskan bahwa materi AKM ada dua yaitu literasi (baca-tulis) dan numerasi. “Literasi’ bukan sekadar kemampuan membaca, tapi juga kemampuan menganalisis suatu bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan ‘numerasi’ adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka. Dia menekankan ‘literasi’ dan ‘numerasi’ bukan tentang mata pelajaran bahasa atau matematika, melainkan kemampuan murid-murid menggunakan konsep itu untuk menganalisis sebuah materi. Bukan berdasarkan mata pelajaran lagi. Bukan berdasarkan penguasaan konten materi.

tahun ini AKM dan survey karakter diujicobakan, baik pada siswa maupun guru. Rencananya tahun 2021 AKM dan survey karakter sudah diterapkan sebagai pengganti UN.

Sekelumit Cerita dari rekan yg sudah mengikuti AKM guru di SMK

Setelah submit, ada perintah mulai mengerjakan soal. Tara…!!! Benar juga, redaksi soalnya panjang-panjang, bahkan ada yang sehalaman, banyak gambar, grafik, table, dan diagram. Menjawabnya pun ada yang dengan mencentang boleh lebih dari satu. Ada yang memilih salah atau benar, pilihan ganda, dan ada pula yang uraian. Untuk yang jawaban berupa uraian ini dibatasi jumlah karakternya.

Soal hanya 10 buah dengan durasi 30 menit. Tapi yaitu, kami harus membaca dan memahami stimulusnya terlebih dahulu. Terkadang harus mengulang agar lebih mengerti. Ketika menjawab pun, kami terlebih dahulu harus membandingkan, mengidentifikasi, menganalisa dan juga menyimpulkan terhadap permasalahan yang ditanyakan. Hal itu tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa, kami benar-benar harus berkonsentrasi agar bisa menalar dengan baik.

Setelah selesai, ternyata masih ada soal sesi berikutnya yaitu survey karakter. Jumlahnya 13 buah dengan durasi 30 menit. Kali ini berupa soal pilihan ganda yang berisi kasus-kasus yang redaksinya lebih pendek. Tepatnya soal-soal yang sesi dua ini mengarah pada penilaian kepribadian. Jadi kita diminta memilih alternative-alternatif jawaban yang menurut kita tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ditanyakan.

Ooo…ternyata AKM itu begini to? Menurutku sangat bagus jika siswa dibiasakan menyelesaikan soal-soal semacam ini. Soal-soal yang kontekstual, menyoal isu terkini, dan memerlukan penalaran yang tinggi. Sehingga berpikirnya pun harus secara holistik dan komprehensif. Dengan begitu, para guru juga semestinya harus membiasakan bentuk-bentuk soal tersebut dalam keseharian proses penilaian. Proses pembelajarannya pun juga harus mampu menghantarkan siswa dapat menjawab berbagai bentuk soal seperti pilihan ganda, dari yang biasa hingga yang komplek, uraian, missing word, menjodohkan, benar-salah, dan ceklist. Selain itu tugas-tugas untuk siswa berupa proyek dan portofolio juga semakin ditingkatkan

Sumber :

Budaya sebagai Penggerak Roda Ekonomi Lokal

Jakarta, Kemendikbud — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, budaya bisa menjadi roda penggerak ekonomi lokal. Ia menuturkan, ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam upaya memajukan kebudayaan.


“Perlu adanya dukungan terhadap inisiatif publik dalam bentuk dana perwalian, membangun ekosistem kebudayaan dan tata kelolanya, serta membangun kesadaran publik,” ujar Mendikbud dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kebudayaan Tahun 2020 di Jakarta, Rabu (26/2/2020).


Ia mengatakan, dalam kebudayaan ada salah satu prinsip yang disampaikan oleh Bung Karno 56 tahun silam. Prinsip tersebut tergabung dalam prinsip Trisakti bersamaan dengan berdaulat secara politik dan berdikari secara ekonomi.

Menurut Mendikbud, selain sebagai penggerak roda ekonomi, kebudayaan juga bisa menjadikan putra putri Indonesia bangga dengan asal daerah mereka. Ia juga menyampaikan pentingnya pelestarian budaya sebagai identitas untuk generasi selanjutnya.

“Di dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan itu ada proses pendidikan untuk generasi berikutnya. Setiap kali kita menunjukkan identitas kita, itu menciptakan penguatan karakter di anak-anak kita, di mana mereka bangga akan asal-usulnya, bangga akan identitas dia, dan bangga atas keberagaman Indonesia yang luar biasa kayanya,” kata Mendikbud.


Menurutnya, dalam hidup ini manusia tidak terlepas dengan budaya. Budaya merupakan warisan yang bernilai luhur, identitas dan ciri khas suatu bangsa. Secara tidak langsung budaya memberikan pedoman bagi manusia untuk berperilaku secara bermartabat dan bersahaja. Selain itu, katanya, pendidikan dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. “Di benak kami, pendidikan itu tidak mungkin bisa menjadi suatu hal yang efektif tanpa ada unsur budaya dan seni yang kuat. Itu sudah, bagi saya itu harga mati,” tutur Mendikbud. (Nur Yulita Ardadi/Desliana Maulipaksi)

Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan Dapat Dijadikan Media Pendampingan Psikologis dan Sosial

Sleman, Kemendikbud — Pembelajaran Matematika yang menyenangkan melalui berbagai permainan yang menarik dapat dijadikan media pemulihan trauma pada siswa. Hal itulah yang dilakukan tim dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika) di SMP Negeri 1 Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Setelah terjadinya insiden pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut beberapa waktu yang lalu, semangat para siswa perlu dibangkitkan dengan pendampingan psikologis. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) di DIY mendirikan posko program pendampingan di SMPN 1 Turi Sleman untuk memberikan pendampingan psikologis. Posko ini didirikan selama seminggu mulai tanggal 24 hingga 29 Februari 2020.

PPPPTK Matematika sebagai salah satu UPT Kemendikbud DIY, ikut berpartisipasi dalam kegiatan pendampingan tersebut dengan memberikan aktivitas pembelajaran matematika yang menyenangkan. Selasa (25/2/2020). Tim PPPPTK Matematika selama satu hari mengenalkan kepada siswa mengenai pembelajaran matematika yang menyenangkan melalui permainan (games) matematika yang bersifat menghibur dan mengasah nalar siswa.


Tim PPPPTK Matematika memberikan layanan pendampingan terbagi ke dalam 8 kelas yaitu untuk siswa kelas VII dan VIII dengan masing-masing kelas terdiri dari 1 orang widyaiswara dan tim relawan dari Kementerian Sosial DIY. Selama pendampingan tersebut, siswa diajak untuk melakukan aktivitas dengan bermain menggunakan permainan matematika seperti tangram, menara hanoi, loncat katak, dan lain-lain.


Secara umum berdasarkan pengamatan selama aktivitas kegiatan tersebut, siswa mengikuti semua aktivitas dengan gembira dan antusias. Siswa kelas VIII, Amaliya Utami mengaku sangat menikmati kegiatan permainan matematika yang diikutinya. “Permainan matematika yang saya ikuti ternyata bermanfaat karena sekaligus saya bisa belajar matematika. Kegiatan ini juga membantu saya semangat lagi di sekolah,” ungkap Amaliya.


Siswa lain bernama Muhammad Surya Samudra bahkan meminta agar kegiatan serupa juga diadakan lagi karena menurutnya sangat menyenangkan dan menghibur. Surya mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan cara yang menyenangkan tetapi ada unsur belajarnya.

Setelah melakukan pendampingan, dilakukan evaluasi harian dari masing-masing tim di setiap kelas untuk melaporkan pengamatan selama aktivitas di kelas. Secara umum, di hari kedua dilaporkan siswa merasa gembira dengan kegiatan di kelas melalui permainan matematika yang menghibur dan menyenangkan. Bagi siswa yang masih merasa perlu pendampingan, diberikan pendekatan dan pendampingan serta dijadikan catatan untuk ditindaklanjuti dengan penanganan yang tepat. (Nur Widiyanto / Rina Kusumayanti)

Cegah Bertambah Punahnya Bahasa Daerah, Kemendikbud Lakukan Pelindungan Bahasa

Jakarta, Kemendikbud — Keragaman bahasa terancam karena makin banyak bahasa yang punah atau hilang. Berdasarkan data dari UNESCO dalam Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2020, secara global 40 persen populasi di dunia tidak lagi memiliki akses ke pendidikan dalam bahasa ibu. Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman dan kekayaan bahasa pun mengalami punahnya bahasa daerah. Untuk mencegah semakin bertambahnya bahasa daerah yang punah, pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbud memiliki lima program utama pelindungan bahasa dan sastra.


Lima program utama pelindungan bahasa dan sastra tersebut adalah Pemetaan Bahasa dan Sastra; Kajian Vitalitas Bahasa dan Sastra; Konservasi Bahasa dan Sastra; Revitalisasi Bahasa dan Sastra; dan Peta dan Registrasi Bahasa dan Sastra Daring.


Kepala Badan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunendar mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan Badan Bahasa, saat ini ada 11 bahasa daerah yang punah di Indonesia. Ke-11 bahasa daerah itu adalah Bahasa Tandia (Papua Barat); Bahasa Mawes (Papua); Bahasa Kajeli/Kayeli (Maluku); Bahasa Piru (Maluku);  Bahasa Moksela (Maluku); Bahasa Palumata (Maluku); Bahasa Ternateno (Maluku Utara); Bahasa Hukumina (Maluku); Bahasa Hoti (Maluku); Bahasa Serua (Maluku); dan Bahasa Nila (Maluku).

“Sebuah bahasa disebut punah, hitungannya bukan dalam sebulan atau dua bulan, melainkan puluhan tahun. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah bahasa (daerah) yang punah tidak berubah, masih tetap 11 bahasa. Tahun ini kita percepat pemetaan bahasa daerah agar selanjutnya bisa fokus ke revitalisasi,” ujar Dadang dalam Taklimat Media dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional 2020 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (21/2/2020).


Dadang menuturkan, setelah melakukan pemetaan untuk bahasa yang terancam punah, selanjutnya Badan Bahasa akan menurunkan peneliti untuk menyisir kota atau daerah yang teridentifikasi terancam punah dari ratusan bahasa daerah yang ada. “Jadi mana (bahasa) yang secara hipotesis mulai terancam dan penurunannya drastis,” tuturnya


Ia mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pemetaan dan penelitian bahasa, yaitu terbatasnya jumlah peneliti dan anggaran. “Lima provinsi yang banyak terancam punah secara geografis lokasinya sangat jauh. Selain itu (lamanya) peneliti berada di lokasi penelitian hanya bisa satu atau dua minggu,” kata Dadang.


Untuk menyiasati hambatan tersebut, langkah yang ditempuh Badan Bahasa adalah bekerja sama atau berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Badan Bahasa juga mengoptimalkan upayanya melalui unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud, yaitu Balai Bahasa yang tersebar di berbagai provinsi. “Kita sudah bekerja sama dengan peneliti yang divalidasi pemda setempat dan Balai Bahasa di provinsi,” ujar Dadang

Kerja sama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam upaya pelindungan bahasa tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Dalam UU tersebut, pasal 41 menyebutkan Pemerintah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sesuai dengan perkembangan zaman. Kemudian dalam pasal 42 disebutkan, Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia


Pada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2020, UNESCO mengangkat tema “Bahasa tanpa batas”. Dalam Pengantar UNESCO untuk Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2020 disebutkan, tema ini dilandasi semangat bahwa bahasa lokal atau bahasa daerah dapat melintasi sekat-sekat yang ada untuk mempromosikan dialog damai dan membantu melestarikan warisan budaya asli. (Desliana Maulipaksi)

SMP Negeri 1 Tanjungpinang Kembali Meraih Poin Tertinggi Dalam Pentas Seni PAI

Senin, 26 Agustus 2019. Afiqah Nepa Maharani Hasibuan. Siswi SMP Negeri 1 Tanjungpinang ini berhasil mengalahkan 17 peserta lainnya dalam ajang lomba pidato pentas seni PAI. Dengan memperoleh nilai 177 Afiqah akan melaju ke tingkat Provinsi Kepulauan Riau. Disusul oleh perwakilan dari SMP Negeri 9 Tanjungpinang di posisi kedua, dan SMP Negeri 4 Tanjungpinang di posisi ketiga.
Pencapaian Afiqah ini dibina oleh Ibu Fitri Ningsih S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Tanjungpinang. Tak hanya Afiqah, perwakilan SMP Negeri 1 Tanjungpinang lainnya, yaitu Muhammad Mubarak Jaya berhasil menduduki posisi ke-7 dari 18 peserta.

SMP NEGERI 1 TANJUNGPINANG MELAJU KE KANCAH NASIONAL

Minggu, 4 Agustus 2019 SMP Negeri 1 Tanjungpinang kembali memecahkan rekor. Dibawah bimbingan ibu Eva Widarsih selaku guru IPS di SMP Negeri 1 Tanjungpinang, tiga siswa SMP Negeri 1 Tanjungpinang berhasil meraih juara 1 lomba cerdas cermat mengenai Museum dan Kebudayaan. Afiqah Nepa Maharani Hasibuan, Nasywa Nadila, dan Ferdiand Barends Halomoan Sihaloho berhasil mengalahkan 30 peserta lainnya. Ini untuk yang pertama kalinya SMP Negeri 1 Tanjungpinang mengikuti lomba cerdas cermat ini, dan berhasil maju ke tingkat nasional.

SMP Negeri 1 Tanjungpinang mengirim 2 tim dalam pertandingan ini. Tim 1 yang berhasil maju ke tingkat nasional, sedangkan tim 2 yang beranggotakan Miftah Azis, Farrael, dan Tatiya berhasil masuk ke 5 besar.

Ketiga pemenang didampingi guru pendamping mereka akan berangkat ke Jakarta pada tanggal 9-13 Oktober 2019 dan kembali bertanding melawan 33 provinsi lainnya.

SMP Negeri 1 Tanjungpinang Meraih Juara 2 Dalam Ajang Lomba Membaca Puisi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang melalui Museum Kota Tanjungpinang Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah pada tanggal 27-28 Juli 2019. Seluruh SMP di Kota Tanjungpinang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tidak hanya bagi siswa SMP, tetapi juga ada siswa SD se-Kota Tanjungpinang. Selain puisi, ada juga lomba mendongeng tingkat SD dan SMP se-Kota Tanjungpinang.

Dengan membawakan puisi berjudul ‘Tanah Air Mata’ karya Sutardji Calzoum Bachri, Delvita Army Tania, berhasil mengalahkan 14 pesaing lainnya. Ia berhasil membawa pulang satu Tropi dengan menduduki posisi kedua setelah melalui persaingan yang cukup ketat.

Pelaksanaan Workshop Revisi KTSP Berjalan dengan Lancar

Guru Hebat, Guru Bermartabat Guru yang Mengacu pada Perangkat merupakan tema yang diangkat kali ini saat pelaksanaan Workshop Revisi KTSP di SMP Negeri 1 Tanjungpinang yang pada kesempatan ini dibuka secara resmi oleh Bapak Drs. H. Edy Sarwito selaku Pengawas SMP dari Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang.

Kurikulum 2013 telah diimplementasikan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Untuk mencapai kesempurnaan kurikulum 2013 pemerintah telah melaksanakan revisi pada setiap tahunnya . SMP Negeri 1 Tanjungpinang  merupakan salah satu sekolah yang pertama kali ditunjuk untuk mengimplementasikan kurikulum 2013.

Seiring dengan berjalannya proses pembelajaran berbasis kurikulum 2013, masih ada kendala yang dihadapi oleh para tenaga pendidik  . Apalagi  dengan adanya mutasi guru dari sekolah yang belum melaksanakan kurikulum 2013 dan  juga tenaga pendidik  yang baru diangkat menjadi CPNS. Kendala tersebut berupa rendahnya tingkat pemaham tentang silabus, menyusun RPP, menentukan KKM dan juga sistem penilaian hingga penggunaan e-raport.

Berdasarkan Permendikbud No 15 tahun 2018, guru sebagai pendidik harus bisa memenuhi beban kerjanya dan menjadi seorang pendidik yang professional untuk kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu, sesuai dengan program kurikulum SMP Negeri 1 , maka diadakan kegiatan “Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Tahun Pelajaran 2019/2020”

Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Tahun Pelajaran 2019/2020, dilakukan dengan tujuan agar pendidik  dan tenaga pendidik :

  1. Mendapatkan penguatan dan pengertian yang jelas  tentang silabus.
  2. Menganalisis silabus dan buku siswa/buku guru .
  3. Menyusun Prota dan Prosem
  4. Menentukan KKM
  5. Menyempurnakan  KTSP
  6. Membuat RPP
  7. Membuat Rencana Penilaian E-Rapor

Workshop dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari di SMP Negeri 1 Tanjungpinang yang dimulai dari hari Sabtu Tanggal 20 Juli 2019 sampai hari Jumat tanggal 26 Juli 2019 yang diikuti oleh Pendidik  sebanyak  36 orang dan tenaga Pendidik sebanyak  8 orang.

Sasaran dari kegiatan worshop penyusunan Perangkat Pembelajaran  ini adalah pada Tahun Pelajaran 2019/2020 ini seluruh tenaga pendidk sudah dapat menerapkan dalam proses belajar mengajar menggunakan perangkat tersebut.

Kegiatan PRA PLS SMP Negeri 1 Tanjungpinang Berlangsung Meriah

SMP Negeri 1 Tanjungpinang menggelar kegiatan pra PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) pada Sabtu, 13 Juli 2019 di aula SMP Negeri 1 Tanjungpinang. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar siswa/siswi yang baru bergabung dengan keluarga besar SMP Negeri 1 Tanjungpinang mampu mempersiapkan segala kebutuhan untuk PLS. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa peraturan-peraturan dasar yang ada di SMP Negeri 1 Tanjungpinang.

Kegiatan ini disampaikan kepada peserta didik baru dari panitia PLS dan pengurus OSIS SMP Negeri 1 Tanjungpinang. Peserta didik yang baru bergabung di SMP Negeri 1 Tanjungpinang berjumlah 160 orang. Kegiatan ini diwarnai dengan seragam yang berwarna-warni dari berbagai SD. Seluruh peserta didik baru menyimak dengan baik setiap informasi yang disampaikan oleh panitia. Begitupun dengan beberapa wali murid yang mendampingi anaknya.